Ali Masykur Musa: Nahdlatul Ulama Harus Berperan Ciptakan Perdamaian Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) harus terus berperan menciptakan tatanan hubungan internasional di bidang politik dan ekonomi secara bermartabat dan saling membutuhkan.
Menurut Ali, tidak ada satu pun suatu negara yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Politik internasional itu, kata Ali, selalu ditandai dengan gerakan untuk mencari, menambah, dan mempertahankan kekuasaan yang berjalan secara dinamis.
“Oleh karena itu, NU harus berperan menciptakan perdamaian dunia,” ujar Ali pada webinar PraMuktamar NU ke-34 bertema Proyeksi Kemandiran NU Menuju Abad ke-2 yang dihelat Steering Committee Bidang Komisi Program, Kamis (25/11/2021).
Ali menceritakan NU yang didirikan pada 31 Januari 1926, terlebih dahulu didirikan satu gerakan yang bernama Nahdlatul Wathan dengan Komite Hijaz.
Sebagai tim khusus yang melakukan diplomasi kelas tinggi pada pemerintah Arab Saudi, Nahdlatul Wathan mengusung misi utama agar situs-situs Rasulullah tidak dihancurkan.
“Gerakan ini harus menjadi contoh yang diteruskan oleh NU ke depan, karena NU dan perdamaian dunia tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Menurut Ali, pada prinsipnya kemerdekaan adalah hak semua bangsa, karena itu setiap terjadi imperialisme suatu negara terhadap negara lain yang mengganggu kedaulatan negara, NU harus mengambil bagian untuk mendamaikan.
Nahdlatul Ulama (NU) harus terus berperan menciptakan tatanan hubungan internasional di bidang politik dan ekonomi secara bermartabat dan saling membutuhkan.
- Temui Gus Yahya, Mendikdasmen Prof Mu'ti Berharap Terus Jalin Kerja Sama dengan NU
- Kiai Muda se-Eks Karesidenan Kedu Siap Menangkan Ahmad Luthfi-Taj Yasin
- Seusai Dilantik, Empat Menteri dari NU Minta Restu Rais Aam dan Ketum PBNU
- Pagar Nusa Mesir Resmikan Warga Baru Angkatan 3, Gus Nabil Haroen Tekankan Pentingnya Diaspora
- Polresta Pekanbaru Gandeng NU dan GP Ansor Sukseskan Pilkada 2024
- Tersangka Penganiayaan Rombongan Kiai NU Terancam 5 Tahun Bui