Alih Kelola Blok Rokan, Momentum Wujudkan Kemandirian Energi

Oleh: Budi Muliawan, Pemerhati Sosial/Alumnus FH Universitas Brawijaya dan Program Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia

Alih Kelola Blok Rokan, Momentum Wujudkan Kemandirian Energi
Pemerhati Sosial/Alumnus FH Universitas Brawijaya dan Program Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia Budi Muliawan. Foto: Dokumentasi pribadi

Sepanjang sisa tahun ini, Pertamina akan melakukan pengeboran 151 sumur baru dan menambah 500 sumur baru pada 2022. Sementara SKK Migas memperkirakan target lifting 400 ribu baru tercapai pada tahun 2035.  Dengan demikian, pada tahun 2035, Blok Rokan bisa memberikan kontribusi 25 persen – 35 persen dari konsumsi minyak nasional.

Memang, dengan hasil produksi sebanyak itu, Indonesia masih belum bebas dari jeratan impor BBM. Penyebabnya, konsumsi BBM dalam negeri terus bertambah.

Kini, konsumsi minyak dalam negeri berkisar antara 1,4 juta – 1,5 juta barel per hari. Angka itu tentu jauh dari produksi minyak nasional saat ini. Itu sebabnya Kementerian ESDM menargetkan lifting minyak mentah menjadi 1 juta barel per hari pada tahun 2030.

Ladang minyak Blok Rokan diharapkan bisa memberi kontribusi untuk memenuhi target lifting minyak mentah tersebut.

Tak bisa dipungkiri, ladang minyak Blok Rokan akan menjadi tumpuan bangsa Indonesia. Alih kelola Blok Rokan banyak memberi harapan.

Paling tidak, bisa mengurangi ketergantungan dan jerat impor BBM dari luar. Ini bisa terjadi asalkan putra putri bangsa Indonesia yang mengelola Blok Rokan ini tidak hanya mempertahankan produksi yang sudah ada tetapi bisa meningkatkan produksi minyak.

Alih kelola Blok Rokan ke Pertamina menjadi tantangan tersendiri. Melalui alih kelola Blok Rokan, kita harus bisa mewujudkan kemandirian energi nasional.

Semangat Nasionalisme

Budi Muliawan menilai proses alih kelola Blok Rokan bisa menjadi rujukan bagi peralihan wilayah kerja migas lainnya di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News