Alihkan Ketergantungan Pupuk Bersubsidi
Bagaimana mengeliminir potensi penyelewengan itu?
Itu tadi, pengawasan dilapangan harus tegas agar tertib, mekanisme juga harus dibenahi secara menyeluruh. Bukan institusi terkait saja, tapi juga melibatkan masyarakat sebagai pengawas langsung. Jika melihat ada daerah yang tidak layak menikmati subsidi, yah harus dilaporkan karena sudah tergolong penyimpangan. Belum lagi jika terjadi penyimpangan lebih dahsyat. Misalnya pupuk dijual ke daerah lain seperti yang terjadi di Sumatera. Karena harganya yang menggiurkan, banyak pupuk yang dijual ke Malaysia.
Yang sangat dirugikan tentu petani dan petambak kita. Tanggapan Anda?
Tentu saja. Dengan kondisi begini, yang terpenting menurut saya, petani kita harus di dorong mencari pupuk alternatif, diantaranya pupuk organik. Sasarannya, agar tidak semua petani menggantukan diri terhadap pupuk urea bersubsidi itu. Jika petani mengandalkan hasil pertanian saja, dimana satu atau dua kali dalam satu tahun tanpa sumber penghasilan lain, tentu repot. Contohnya Jeneponto, setelah musim panen setelah tiga bulan, sembilan bulan para petani memilih jadi tukang becak di Makassar.
Apakah petani dan petambak kita sanggup sementara mereka dipenuhi dengan segala keterbatasan?
MEMBANGUN petani dan petambak yang kuat tidak cukup dengan menyediakan pupuk urea bersubsidi saja. Soalnya, carut marut distribusi masih menyisakan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408