Aliansi: Penolak DOB Tidak Suka Orang Asli Papua Sejahtera
jpnn.com, JAKARTA - Pembentukan daerah otonom baru (DOB) di Papua akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat asli setempat. Karena itu, langkah pemekaran seharusnya mendapat dukungan dari seluruh warga Indonesia.
Hal itu merupakan aspirasi masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Papua Bangkit. Kelompok ini pun mendesak pemerintah agar segera merampungkan proses pembentukan provinsi baru tersebut.
"Papua adalah bagian dari integrasi wilayah kesatuan Republik Indonesia, maka proses pemerataan pembangunan di Papua menjadi proritas percepatan pembangunan pemerintah pusat untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat Papua," ucap koordinator aliansi, Deksa.
Dia mengatakan DOB merupakan jawaban atas berbagai tuntutan masyarakat Papua, seperti pembangunan infrastruktur pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Semua itu akan dinikmati masyarakat Papua secara lebih luas dan merata jika pemekaran terealisasi.
Aliansi pun mengecam keras semua pihak yang menentang terbentuknya provinsi baru di Papua. Pasalnya, ujar Deska, mereka layak dianggap menghalangi orang asli Papua (OAP) menikmati kesejahteraan.
"RUU pemekaran telah dibahas di DPR dengan melibatkan elemen masyarakat serta akademisi, maka tidak ada alasan menuduh pemerintah mengeluarkan kebijakan sepihak," lanjutnya.
Aspirasi tersebut telah mereka sampaikan juga dalam aksi damai di depan kantor Kementerian Dalam Negeri pada Jumat (13/5) lalu. Ketika itu, massa yang berjumlah 40 orang secara bergantian berorasi.
Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Papua Bangkit mendesak pemerintah segera menyelesaikan proses pembentukan DOB
- Wamendagri: Ada 42 Usulan Pemekaran Daerah Provinsi
- Rapat Bareng DPD, Wamendagri Ungkap Aspirasi Penghentian Moratorium DOB
- Apa Dasar Hukum Pemungutan Pajak & Retribusi DOB di Papua? Ini Kata Kemendagri
- Mendesak, Dibutuhkan 4 Ribu ASN, Bukan untuk Pelamar Umum
- Pemekaran Papua, Kursi DPD RI Bakal Bertambah 16
- Masyarakat Papua Minta 2 Provinsi Pemekaran Lagi, Wapres Merespons Begini