Alissa Wahid: Pentingnya Sikap Toleransi di Kalangan Anak Muda
Di bulan suci ramadhan ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan spiritualitas sehingga tidak hanya terjebak dengan bentuk ritual-ritual saja.
Kendati demikian, spiritualitas yang digali harus harus menjadi sumber untuk bertindak dalam masyarakat. Salah satunya harus bertindak adil meskipun kepada orang yang dibenci.
“Ritual ya itu tidak makan hingga sore, misalnya menahan diri tidak ketemu pacarnya pagi hingga sore, nah itu nggak dapat apa-apa. Jadi bukan hanya ritualnya, justru yang paling penting nilai-nilai keislamannya,” tuturnya.
Tugas Rasulullah terutama untuk meningkatkan akhlak umat manusia terutama kaum muslim.
Di zaman ini karena Rasulullah tidak ada, maka menurut Alissa, menjadi kesempatan anak muda untuk mempertanyakan dan menata lagi apa saja yang menjadi kebiasaan dalam islam yang diajarkan oleh Rasulullah.
“Misalnya ghibah tadi itu, kan nggak islami, sehingga yang kita dapatkan cuman menahan lapar doang selama puasa ramadhan,” pungkasnya.
Alissa lantas meneruskan sangat mungkin anak muda memiliki nilai-nilai islami di zaman sekarang. Tentunya, harus belajar islam lebih dalam yang tidak terpaku pada ritual, akan tetapi nilai-nilai keislamannya.
Dalam Islam itu selalu menjunjung akhlak, nilai-nilai toleransi, dan termasuk mencintai tanah air.
Anak muda tidak boleh terjebak dengan keyakinannya masing-masing. Dalam menafsirkan ajaran agama perlu menyelaraskan dengan realitas yang terus berubah-ubah.
- Pemuda Muhamadiyah Harus Siap Hadapi Tantangan Politik Menuju Indonesia Emas 2045
- Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe Elektabilitasnya Moncer di Kalangan Anak Muda
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Pesan Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono ke Generasi Muda, Ada 3 Poin Penting
- Fokus KORMI hingga 2045, Menjadikan Indonesia Bugar Lewat Anak Muda
- Anak Muda Jakarta Butuh Ruang Hijau, Jakarta Awet Muda Ingatkan Pilih Paslon Kapabel