All England Terancam Tak Digelar Untuk Pertama Kali Sejak Perang Dunia II
jpnn.com, BIRMINGHAM - Turnamen bulu tangkis tertua di dunia All England terancam tak digelar tahun depan.
Hal itu lantaran krisis finansial yang diderita Asosiasi Bulu Tangkis Inggris akibat pandemi COVID-19.
Kepala eksekutif bulu tangkis Inggris Adrian Christy mengatakan kebijakan pemerintah yang melarang kehadiran penonton pada setiap kejuaraan olahraga hingga enam bulan ke depan, bisa membuat asosiasinya merugi jika tetap memaksa menggelar All England tahun depan.
“Setelah pengumuman terbaru dari pemerintah, kami melihat adanya kemungkinan jika YONEX All England 2021 tidak dapat digelar untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II,” ujar Christy dalam laman resmi All England Badminton, Selasa.
Padahal menurutnya, All England merupakan salah satu ajang olahraga dengan jumlah penggemar yang luar biasa.
Kurang lebih 31.000 penonton setiap tahunnya bisa memenuhi National Indoor Arena, Birmingham.
Namun, situasi pandemi COVID-19 membuat penyelenggaraan All England 2019 harus digelar tanpa penonton. Praktis, penyelenggara harus kehilangan salah satu sumber pemasukan utama mereka.
Jika situasi COVID-19 belum mereda dan aturan larangan penonton masih berlaku hingga enam bulan ke depan, asosiasi bulu tangkis Inggris merasa tak sanggup jika harus kembali kehilangan pendapatan dari tiket pada kompetisi yang biasa diselenggarakan pada Maret itu.
Andai All England tak digelar maka itu akan menjadi peristiwa bersejarah sejak PD II.
- Gandeng Konsuiltan Manajemen, PBSI di Tangan Fadil Imran Mencoba Terukur dan Transparan
- Pebulu Tangkis Muda Indonesia Unjuk Gigi di Vietnam dan Malaysia International Series
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Polytron Gubernur Cup 2024: Pertahankan Gelar Juara Umum, PB Djarum Borong 16 Emas
- Masuk Final Lagi, Rahmat/Yeremia Makin Konsisten dan Menjanjikan
- Indonesia Pastikan Raih 2 Gelar Indonesia Masters 2024 Super 100