'Allah Pasti Cukupkan': Muslim Australia Berzakat di Tengah Kesulitan Ekonomi demi Membantu Sesama
Wildan Al Hazmi, staf IT di Minaret Islamic School in Melbourne, sudah siap merayakan lebaran tahun ini.
Istrinya telah menyiapkan baju baru untuk anak-anaknya dan hidangan khas lebaran untuk disantap saat open house hari ini.
Tapi di balik hiruk-pikuk lebaran, menurut Wildan yang telah bermukim di Australia selama 12 tahun, ada satu kewajiban penting tahunan yang tidak boleh dilupakannya sebagai seorang Muslim: membayar zakat.
Beberapa tahun belakangan ini, Wildan membayar Zakat Fitrah dan sebagian Zakat Mal melalui National Zakat Foundation, salah satu badan yang mengelola dan menyalurkan zakat di Australia.
Wildan berharap zakatnya mampu membantu mereka yang memerlukan.
"Mereka ini termasuk para korban domestic violence (KDRT), homeless, international student yang tadinya oke saja tapi sekarang mengalami kesulitan biaya hidup."
'Saya awalnya ragu-ragu'
Rahmah Wisudo kembali ke Australia pada 2018 setelah meninggalkan situasi kekerasan dalam rumah tangga dengan hampir tidak membawa apa-apa.
“Saya pulang dengan membawa $35 (sekitar Rp350 ribu). Hanya itu yang saya punya atas nama saya … Saya mengalami kesulitan dalam mengakses bantuan dari pemerintah karena saya telah keluar dari Australia selama dua belas tahun,” kata perempuan keturunan Indonesia yang sejak 2006 tinggal di Yordania ini.
Beberapa tahun belakangan ini, Wildan membayar Zakat Fitrah dan sebagian Zakat Mal melalui National Zakat Foundation, salah satu badan yang mengelola dan menyalurkan zakat di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- ICONZ ke-8 Bahas Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara