Alterina Hofan, Pengidap Kelainan Genetik yang Dituduh Palsukan Identitas
Penis Muncul ketika Usia Lima Tahun
Sabtu, 08 Mei 2010 – 07:37 WIB
Alterina Hofan, Pengidap Kelainan Genetik yang Dituduh Palsukan Identitas
Pria gemuk itu dituduh melanggar pasal 266 KUHP tentang pemalsuan identitas dalam akta kelahiran otentik juncto pasal 263 KUHP dan pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Namun, Alter membantah semua tuduhan tersebut. Laki-laki yang akrab disapa Bang Al itu menegaskan bahwa dirinya pria tulen. "Saya punya penis dan bisa ejakulasi," tegasnya tanpa sungkan. Hubungannya dengan Jane diakui tak berbeda dari pasangan suami istri lain. "Maaf sebelumnya, saya punya sperma. Apa lagi yang harus disangkal? Kalau tidak percaya, tanya sama istri saya ini," ujarnya.
Alter menceritakan, ketika lahir, orang tuanya tidak menyadari bahwa dirinya punya kelainan genetika. Karena secara fisik organ vitalnya terlihat seperti perempuan, Alter pun dicatatkan sebagai perempuan. "Namun, ketika berusia lima tahun, saya punya penis. Saya ingat betul itu," paparnya.
Dalam dunia kedokteran, kelainan genetik yang dialami Alter itu disebut sindrom Klinefelter. Yakni, terlahir dengan gen kromosom XXY (dua kromosom perempuan dan satu laki-laki). Bagi pengidap sindrom itu, ketika bayi, tidak tampak tanda-tanda kelaki-lakiannya. Namun, dalam pertumbuhannya --sebagaimana dialami Alter--, penisnya tumbuh.
SEKITAR sepekan belakangan, nama Alterina Hofan menjadi perbincangan berbagai media. Pria pengidap kelainan genetik itu dituduh mertuanya memalsukan
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah