Alumni Al Azhar Minta Pelaku Penistaan Agama Dihukum Berat

Alumni Al Azhar Minta Pelaku Penistaan Agama Dihukum Berat
Alumni Al Azhar Minta Pelaku Penistaan Agama Dihukum Berat
Ditegaskannya, protes terhadap penodaan dan pelecehan simbol-simbol keagamaan Islam merupakan kewajiban umat Islam dan yang berakal sehat untuk melakukannya. Tetapi dalam melakukannya, umat Islam harus menunjukkan sikap bijak dan bisa menahan diri tanpa aksi kekerasan terhadap orang-orang atau institusi yang tidak berkaitan langsung dengan film tersebut.

"Respon yang berlebihan dan tidak proporsional serta cenderung destruktif justru akan kontrap roduktif bagi Islam dan umat Islam, sebab Islam adalah agama yang cinta damai dan tidak mengajarkan kekerasan," tokoh muda perubahan versi Harian Republika ini.

Menyikapi Kebebasan berekspresi, yang menjadi dasar utama para pembuat film atau pembuat kartun Nabi, Zainul Majdi yang juga ahli tafsir ini mengatakan, masyarakat dunia hendaknya menjalankan kebebasan berekspresi itu secara bertanggung-jawab, dengan senantiasa menjaga perasaan dan tidak melukai hati warga masyarakat dunia lainnya. Tindakan menistakan dan melecehkan agama dan simbol-simbol keagamaan, dalam bentuk apa pun, apalagi terhadap sosok Nabi Muhammad SAW bukan bagian dari kebebasan berekspresi.

Lebih lanjut dikatakannya, apabila pembuat film dan pelaku pelecehan terhadap sosok Nabi Mauhammad SAW, di dasari atas ketidaktahuan terhadap ajaran Islam, maka wajib bagi umat Islam untuk meningkatkan dakwah Islam secara lebih meluas dan terus-menerus. "Tetapi bila itu dilakukan dengan semangat anti-Islam, maka sudah seharusnya ada kesepakatan internasional yang melarang penodaan terhadap agama apa pun, apalagi agama Islam yang dianut oleh sekitar 1,5 miliar warga dunia, sebab itu akan mengancam perdamaian dunia," imbuhnya.

JAKARTA - Wakil Ketua Alumni Al Azhar Mesir, Zainul Majdi meminta fenomena penistaan agama seperti yang terjadi dalam film "Innocence of Muslims"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News