Alumni Swedia Ajak Dunia Fesyen Lirik Industri Berkelanjutan

jpnn.com, JAKARTA - Alumni Swedia terus mengajak semua pihak mendukung pengembangan tren baru dalam industri fesyen berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
Gagasan tersebut terungkap pada acara SI Green Fashion Day yang dihelat oleh Alumni Swedia bersama Swedish Institute, di Gedung Sarinah, Jakarta, Sabtu (17/12).
Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Marina Berg mengatakan sepanjang sejarah, mode, dan dorongan untuk mengekspresikan diri melalui mode telah menjadi bagian dari diri masyarakat.
Dia melihat salah satunya tergambar pada motif batik yang memiliki corak yang indah.
"Sayangnya, cara kita memproduksi dan mengkonsumsi pakaian sangat tidak berkelanjutan. Sekaranglah waktunya untuk mengadopsi praktik ekonomi sirkular dan bekerja lebih berkelanjutan untuk kepentingan Swedia, Indonesia, dan seluruh dunia," ungkap Berg yang menjadi pembicara kunci dalam acara tersebut.
Ketua Alumni Swedia Dothy menilai kesadaran pada isu keberlanjutan sebenarnya makin meningkat di masyarakat.
Hal itu membuat industri tekstil sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar makin disorot. Hal itu diperparah dengan tren ‘fast fashion’ atau pola produksi pabrik penjual dan perilaku konsumerisme pembeli yang berdampak banyaknya sampah sisa fesyen di dunia.
Menurut Dothy, di negara dengan jumlah penduduk besar dalam kondisi ekonomi dan kemampuan konsumsi yang bertumbuh, seperti Indonesia sampah sisa fesyen juga menjadi persoalan penting.
Alumni Swedia didukung Swedish Institute mengajak kolaborasi lintas organisasi, baik korporasi maupun komunitas, untuk meningkatkan kesadaran pada isu penting, inisiatif fesyen yang berkelanjutan.
"Di antaranya Business Sweden, Thread4Hope, KADIN, PLN, Sustainable Fashion ID, Khaya Heritage, dan Sisa Kain Mama. Kami mengajak semua berkolaborasi, berdiskusi, berbagi pengetahuan, kapabilitas, dan sumber daya, untuk menghasilkan dukungan kepada komunitas yang merasa bisa mulai mempraktikan inisiatif fashion berkelanjutan ini,” jelas Dothy.
SI Green Fashion Day yang diadakan menjelang Peringatan Hari Ibu, 22 Desember, juga diisi dengan sejumlah kegiatan menarik.
Alumni Swedia terus mengajak semua pihak mendukung pengembangan tren baru dalam industri fesyen berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
- Pemerintah Prediksi Nilai Transaksi Ritel di 2025 ini Bakal Turun 8 Persen
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024
- PNM Wujudkan Dukungan untuk Pendidikan Berkualitas lewat Ruang Pintar
- Kemenko PM Uji Publik Standar Pendampingan Usaha lewat Pilar Berdaya Bersama
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan