Alumni UKI: Tak Ada Toleransi Bagi Capres-Cawapres Pelanggar Konstitusi
jpnn.com, JAKARTA - Alumni Universitas Kristen Indonesia (UKI) tidak pernah berpihak maupun mendeklarasikan dukungan terhadap calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-cawapres) nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IKA Fisipol) UKI Marlen Sitompul menegaskan bahwa pihaknya tak akan mendukung capres dan cawapres yang rekam jejaknya bermasalah.
“Tidak ada toleransi bagi capres dan cawapres yang melanggar etika dan konstitusi hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” tegasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (6/2).
"Paman Gibran Anwar Usman sebagai mantan Ketua MK dan Ketua KPU Hasyim Asy'ari juga dinyatakan melanggar etika terkait pencalonan Gibran sebagai Cawapres. Lantas apa yang diharapkan dari seorang pemimpin yang secara jelas pencalonannya melanggar etika," imbuhnya.
Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen periode 2020-2022 ini menegaskan, Gibran merupakan buah dari demokrasi yang dipaksakan.
Dia juga merupakan representasi dari politik dinasti yang dirancang oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Gibran lolos sebagai cawapres dengan cara tidak terhormat. Bagaimana konstitusi kita diperkosa hanya untuk kepentingan putra Jokowi tersebut," tegasnya.
Marlen juga menyoroti keberpihakan Presiden Jokowi kepada Prabowo-Gibran. hal tersebut dinilainya sangat tidak etis.
Ketua IKA Fisipol UKI Marlen Sitompul menegaskan, pihaknya tak akan mendukung bagi capres maupun cawapres yang rekam jejaknya bermasalah
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi di Jabodetabek
- Serikat Pekerja NIBA ALI Gelar Family Gathering dan Syukuran Atas Pelantikan Prabowo-Gibran
- Layani Energi ke Pelosok Negeri, Pertamina Tambah Penyalur 40 BBM Satu Harga
- Kemenpora Pastikan Pembangunan Kepemudaan Selaras dengan Asta Cita Prabowo-Gibran
- Saleh Daulay: Awal Kepemimpinan Prabowo Dibuka dengan Harapan, Banyak yang Mendoakan
- Tantangan dan Harapan Terhadap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang Baru