AM Dinilai Gunakan Cara Feodal

Tidak Ada Abdi Dalem Lebih Kaya ketimbang Tuannya

AM Dinilai Gunakan Cara Feodal
AM Dinilai Gunakan Cara Feodal
JAKARTA - Kritik terhadap kiprah Andi Mallarangen (AM) untuk merebut kursi ketua umum Partai Demokrat pada Kongres di Bandung, Mei Mendatang, sepertinya terus bermunculan. Jika memang ingin menjadikan Demokrat sebagai partai modern, seharusnya Andi Mallarangen maupun tim suksesnya tidak menggunakan cara-cara feodal.

Adalah pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, yang menilai upaya tim sukses Andi Malarangeng yang menjual kedekatan antara Menpora di Kabinet Indonesia Bersatu II itu dengan SBY, sebagai salah satu cara yang feodal. "Menjual kedekatan dengan SBY, menggunakan Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) dalam kampenye serta pengandaian Andi Mallarangen sebagai abdi dalem Cikeas, adalah cara-cara feodal yang merusak demokrasi," ujar Iberamsjah saat dihubungi di Jakarta, Kamis (29/4).

Menurutnya, sikap yang ditunjukkan Andi justru lebih tepat sebagai sikap kaum terjajah yang tidak cocok untuk demokrasi. Iberamsjah menyayangkan cara-cara tim sukses Andi Mallarangen yang terkesan tidak cerdas mengemas materi kampanye.

Dicontohkannya, jika Andi Mallarangeng ditempatkan sebagai abdi dalem, maka hal itu sangat bertolakbelakang dengan istilah abdi dalem yang berlaku di kraton. Iberamsjah menegaskan, tidak ada abdi dalem yang meminta-minta jabatan. "Coba saja tanyakan ke Sri Sultan HB X, adakah abdi dalamnya yang mengabdi agar diberikan jabatan? Pasti dia bilang tidak ada karena memang bukan seperti itu pengertian abdi dalam,” jelasnya.

JAKARTA - Kritik terhadap kiprah Andi Mallarangen (AM) untuk merebut kursi ketua umum Partai Demokrat pada Kongres di Bandung, Mei Mendatang, sepertinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News