AM versus AU, Berburu Restu Cikeas
Jumat, 16 April 2010 – 00:45 WIB
Untuk memenangi pertarungan, baik AM maupun AU masih memanfaatkan politik dinasti. AM menggandeng Edhi Baskoro alias Ibas yang juga putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan menggandeng Ibas, AM mencoba menjual "restu" kepada para pemilik suara di DPD maupun DPC. AM seolah-olah sudah mendapatkan 'restu' dari Cikeas. Dengan demikian, ia mencitrakan dirinya "layak" untuk di pilih. Tetapi, apakah cara ini sudah cukup buat AM untuk melibas AU? Soal citra Cikeas, seakan AU tidak mau kalah. Ia pun menggandeng Ahmad Mubarok. Mubarok memang bukan putra SBY, juga bukan dinasti SBY. Tetapi, ia adalah orang yang dikenal sangat dekat dengan SBY.
Baca Juga:
Bahkan, sebuah sumber menyebutkan Ahmad Mubarok adalah resinya Partai Demokrat. Terlepas dari perannya yang sering kontroversial. Ia dikenal sebagai figur yang bekerja dengan tulus dan setia untuk Partai maupun SBY, dan tidak pernah meminta imbalan jabatan apa pun. "Bahkan, berkali-kali SBY menawarkan jabatan kepadanya, namun Mubarok selalu menolaknya," kata sumber yang enggan namanya dipublikasikan itu. Kini Mubarok yang "sangat" dekat dengan SBY menjadi ketua tim pemenangan AU. Sedangkan Ibas yang putra SBY, menjadi salah satu bintang iklan AM. Dengan begitu, baik AM maupun AU sebenarnya sudah sama-sama mencitrakan diri dekat dengan Cikeas.
Bagi Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kongres di Bandung merupakan pertaruhan besar. Ini merupakan saat-saat menentukan, karena SBY tidak lagi menjadi Presiden setelah tahun 2014 nanti. Diakui atau tidak, Demokrat identik dengan popularitas SBY. Pertanyaannya, apakah setelah SBY lengser, Demokrat akan tetap besar? Kongres di Bandung, bisa jadi akan menjawab pertanyaan tersebut. SBY yang selama ini dikenal sebagai jenderal yang ahli strategi tentu sudah memiliki jawabannya. Kepada siapa, 'restu' akan dijatuhkan?
:POLLING Tradisi politik partai di Indonesia saat ini masih "patuh" terhadap fatwa figur sentralnya. Bagi calon yang mengantongi 'restu' dari tokoh sentral partai, maka orang itulah yang akan tampil sebagai pemenangnya. Hal ini terjadi di hampir semua partai, termasuk partai yang selama ini mengklaim sebagai partai modern sekalipun. Apakah Partai Demokrat juga masih terjebak dan akan turut melanggengkan tradisi 'restu'? Banyak pihak berharap agar SBY tidak terlalu banyak mengintervensi perang antar kandidat Ketua Umum, dan menyerahkan sepenuhnya pemilihan ketua umum ini kepada DPD dan DPC sebagai penyangga utama masa depan partai.
PERANG antar kandidat Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) sudah dimulai. Setelah Andi Mallarangeng (AM) terlebih dahulu mendeklarasikan diri,
BERITA TERKAIT
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Percaya Diri Didukung Jokowi, Ridwan Kamil Yakin Bakal Menang
- Mak-Mak Majelis Taklim Dukung Rena Da Frina Pimpin Kota Bogor
- Asosiasi Lembaga Survei Presisi Sambut Poltracking Indonesia jadi Anggota Baru
- Ketua DPP NasDem Ajak Warga Teluk Merempan Dukung Afni Zulkifli-Syamsulrizal
- Kembali ke Solo, Kaesang Perkenalkan Respati-Astrid kepada Warga Pucang Sawit