Amati Dampak Kenaikan Permukaan Laut, Peneliti Rela Terjun ke Air Bersuhu -2 C
Para peneliti telah berjuang menghadapi air bersuhu minus 2 derajat celcius dan gangguan anjing laut untuk menyelesaikan studi dasar laut pertama di dunia.
Satu tim yang terdiri dari 15 ilmuwan dan penyelam melakukan penelitian pertama tentang efek karbon dioksida di dasar laut Antartika.
Pemimpin proyek, Jonny Stark, mengatakan, sejumlah kondisi dibuat untuk beban kerja yang berat.
"Selama 12 minggu penelitian, kami melakukan lebih dari 200 penyelaman, menghabiskan sekitar 200 jam di dalam air bersuhu hampir minus 2 derajat (Celcius)," utaranya.
Seorang penyelam masuk ke lubang di es laut dekat stasiun Casey, Antartika. Sementara peneliti lainnya mengamati jalannya proses ini. (Foto: Kristin Raw/Australian Antarctic Division)
Ia menerangkan, "Tubuh manusia hanya bisa tahan berada di suhu ini selama sekitar satu jam, jadi kami harus terus mengganti penyelam dan memastikan mereka bisa mendapat kehangatan dengan cepat begitu keluar dari air."
Tim peneliti ini mengamati bagaimana ekosistem akan mengatasi pengasaman jika ketinggian air naik sebagai akibat dari peningkatan emisi karbon.
Dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi, spesies laut seperti udang kecil menjadi terancam sehingga membahayakan pasokan makanan dari banyak spesies hewan laut.
Para peneliti telah berjuang menghadapi air bersuhu minus 2 derajat celcius dan gangguan anjing laut untuk menyelesaikan studi dasar laut pertama
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat