Amazon Ngambek
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Amazon ngambek: tidak jadi bangun kantor induk di New York City.
Amazon marah pada politisi: mereka harus belajar dasar-dasar matematika.
Hari Valentine kemarin ditandai dengan perceraian. Antara Amazon dan kota New York.
Wali Kota New York Bill de Blasio memang mati-matian berjuang. Agar Amazon mau pindah ke New York. Perusahaan terbesar di dunia, katanya, harus berkantor di kota terbesar di jagat raya.
Apalagi Amazon akan berinvestasi sekitar Rp 40 triliun. Akan menciptakan 25.000 lapangan kerja. Bukan kelas buruh, tetapi jenis pekerjaan yang gajinya tinggi. Rata-rata Rp 2,5 miliar setahun.
Gubernur New York Andrew Cuomo juga keburu senang. Sampai-sampai ia guyon begini: kalau Amazon jadi bangun induk usaha di New York nama saya akan saya ganti menjadi Amazon Cuomo!
Semula Amazon memang tertarik. Lalu bertanya kepada sang wali kota: dapat insentif apa. Begitulah Amerika. Pengusaha besar jadi raja.
Beda dengan planet lain. Kita ngemis-ngemis untuk dapat izin. Atau nyogok-nyogok. Punya tanah luas saja jadi persoalan. Padahal tanah itu diperoleh dengan legal.
Di sana pemda yang ngemis-ngemis ke investor.
Sang wali kota menyadari: pengusaha selalu tertarik pada pajak yang rendah. Bahkan gratis.
Maka Amazon diiming-imingi pembebasan pajak. Senilai Rp 45 triliun.