Ambacang, Cagar Budaya yang Diubah Peruntukannya
Jumat, 20 November 2009 – 05:36 WIB
Sisa-sisa Hotel Ambacang sekitar 10 hari setelah gempa. Foto: Arsito Hidayatullah/JPNN.
Cerita tentang gempa Padang terasa belum lengkap kalau tidak menyebut Hotel Ambacang. Sebab, sampai sekarang tak banyak yang menyoal mengapa komplek hotel itu roboh sendirian. Padahal, kalau dikaji lebih mendalam, hasilnya bisa menjadi wacana penting dunia konstruksi dan hukum di negeri ini.
Laporan NANY WIJAYA, Padang
SAMPAI sekarang pun masih banyak yang beranggapan bahwa Kota Padang sudah hancur, luluh lantak, seperti Hotel Ambacang. Anggapan itu tidak berlebihan. Semua orang yang datang ke kota itu setelah gempa, pasti mengira begitu. Termasuk para relawan dan saya sendiri.
Tapi, begitu pesawat mereka mendarat di Bandara Minangkabau, Padang, saya yakin perasaan orang-orang itu sama dengan saya: kecele. Jangankan landasannya, bangunan bandaranya pun utuh. Sama sekali tak tergambar adanya tanda-tanda gempa.
Cerita tentang gempa Padang terasa belum lengkap kalau tidak menyebut Hotel Ambacang. Sebab, sampai sekarang tak banyak yang menyoal mengapa komplek
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah