Ambacang, Cagar Budaya yang Diubah Peruntukannya
Jumat, 20 November 2009 – 05:36 WIB
Hotel bintang tiga itu memang tidak dibangun sekaligus, melainkan bertahap dan tidak langsung sebagai hotel. Bangunan asli hotel berkamar 108 itu sebenarnya gedung tua milik Belanda, yang dibangun pada awal 1900. Di zamannya, gedung itu adalah kantor pusat perdagangan Belanda, Handelsvereeniging Harmsen Verwey & Dunlop NV, PT Gevestigd te Amsterdam. Di salah satu pilarnya yang masih asli, nama itu masih tertera.
Tak jelas, apa peruntukan hotel itu setelah Belanda meninggalkan negeri ini. Yang jelas, pada 1998, wali kota Padang mengumumkan bangunan itu sebagai salah satu dari 73 bangunan bersejarah di Kota Padang.
Sesuai ketentuan, bangunan bersejarah tak boleh diubah. Kalaupun direnovasi, harus persis dengan aslinya. Tetapi, apa yang terjadi kemudian, pada 2004, bangunan itu berubah total sejalan dengan perubahan peruntukannya.
Sebelum berubah menjadi hotel berlantai enam, bangunan tua itu difungsikan oleh pemiliknya, Andri Virgo, sebagai supermarket dan pusat permainan anak-anak. Di belakangnya, dibangun kolam renang. Kolam renang ini memiliki klub perenang yang diberi nama Ambacang Swimming Club (ASC).
Cerita tentang gempa Padang terasa belum lengkap kalau tidak menyebut Hotel Ambacang. Sebab, sampai sekarang tak banyak yang menyoal mengapa komplek
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408