Ambacang, Cagar Budaya yang Diubah Peruntukannya
Jumat, 20 November 2009 – 05:36 WIB
Ini bukan soal pelanggaran terhadap ketentuan cagar budaya. Tetapi, ini menyangkut kekuatan bangunan dan keselamatan penghuninya. Sebab, bangunan tambahan di atas gedung utama itu dilakukan tanpa menghitung kekuatan fondasi bangunan asli.
Parahnya lagi, kolom-kolom dan besi-besi beton yang digunakan untuk menyangga empat lantai bangunan baru itu tidak diperhitungkan dengan benar. Itu bisa dilihat pada reruntuhannya. Tulang beton yang digunakan sangat kecil, besi beton ulir dicampur dengan yang polos, sengkangnya banyak yang kosong. Kalaupun ada yang memakai sengkang, pemasangannya salah. Ada kolom yang sebenarnya kecil dan tidak layak untuk menyangga bangunan lebih dari satu lantai, diperbesar dengan tambalan batu bata. Tragisnya, yang sudah kecil itu pun, kekuatannya masih di-"korupsi" dengan memasukkan paralon untuk saluran pembuangan air.
Kondisi seperti ini bisa dilihat di semua bangunan tambahan hotel itu. Inilah salah satu sebab mengapa lantai dua ke atas hancur total. Padahal, lantai tersebut menjadi pusat berkumpulnya para tamu karena di situlah letak ruang-ruang seminar dan pertemuan lain.
Begitu pula bangunan yang berada di dekat kolam renang. Bangunan itu seperti dipelintir ketika gempa datang mengguncang. Padahal, bangunan itu menggunakan struktur baja. Berarti pemasangan dan penghitungannya tidak sesuai ketentuan.
Cerita tentang gempa Padang terasa belum lengkap kalau tidak menyebut Hotel Ambacang. Sebab, sampai sekarang tak banyak yang menyoal mengapa komplek
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408