Ambacang, Cagar Budaya yang Diubah Peruntukannya

Ambacang, Cagar Budaya yang Diubah Peruntukannya
Sisa-sisa Hotel Ambacang sekitar 10 hari setelah gempa. Foto: Arsito Hidayatullah/JPNN.
Selain itu, seperti yang dikutip harian Padang Ekspres (grup JPNN) dari pengakuan Denny Risman, salah seorang pengurus ASC dalam Facebook-nya, bangunan hotel itu tambal sulam. "Tangga-tangga keluarnya juga hanya mengarah ke kolam renang dan ke dalam hotel. Untuk menuju ke tangga itu pun, dan keluarnya dari bangunan utama, jalannya berbelit-belit," tulis Denny.

Mungkin karena banyaknya kesalahan itulah, pihak hotel saat ini bersikap sangat tertutup. Tak ada orang yang bisa masuk ke lingkungan reruntuhan hotel yang kini sudah ditutup seng tinggi. "Kecuali ada izin dari manajemen hotel," kata petugas yang berjaga di situ dengan kasar, ketika saya bersama Dr Ir Pujo dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan Dr Ir Joshie, konsultan JICA, berkunjung ke situ dengan didampingi petugas dari Sekda Pemkot Padang.

Sebenarnya semua ahli konstruksi yang berkunjung ke Padang sudah mempertanyakan dan menggunjingkan hal ini. Termasuk para ahli di Universitas Andalas, Padang, sendiri. Tetapi, siapa yang menindaklanjuti gunjingan mereka?

Seperti yang dikatakan banyak ahli konstruksi, jika kasus Ambacang itu terjadi di luar negeri, pemiliknya, kontraktornya, dan pengawas bangunannya pasti diperiksa pihak yang berwajib. Jika terbukti bersalah, mereka akan dikenai sanksi hukum. Dan, para korban bisa menuntut mereka.

Cerita tentang gempa Padang terasa belum lengkap kalau tidak menyebut Hotel Ambacang. Sebab, sampai sekarang tak banyak yang menyoal mengapa komplek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News