Ambil Alih UI, Rektor Diberi Ultimatum
Kamis, 01 Desember 2011 – 11:01 WIB
Warning dari Muhammad Nuh disambut gembira sejumlah civitas kampus plat merah ini. Bahkan meminta keterlibatan Mendikbud itu dapat menyelesaikan persoalan yang terjadi. ”Jika benar Pak Menteri mau terlibat, kami senang saja. Memang itu sudah sepantasnya dilakukan,” ujar penggiat Save UI, Ade Armando di Jakarta, Rabu (30/11).
Hanya saja, sambung dia keterlibatan menteri harus dapat diterjemahkan secara nyata. Dengan menempatkan posisi menteri dalam konteks struktural. Artinya menteri diminta dapat memberikan teguran keras kepada Rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri.
Menurutnya, teguran tersebut harus dapat membuat kesewenangan yang dilakukan rektor berhenti. Tidak lagi melakukan tindakan yang melawan aturan. Itulah yang perlu diketahui menteri. ”Kalau itu tidak dilakukan, saya pikir percuma saja. Kan dialog dengan menteri pun pernah dilakukan, ternyata rektor tak mengindahkan,” jelasnya.
Lebih lanjut Ade menjelaskan kebijakan ambil alih yang direncanakan Mendikbud itu cukup baik. Sebagai wujud keterlibatan pemerintah dalam persoalan publik. Terlebih konflik UI terus meruncing.
Ade menyebutkan kesewenangan yang dilakukan rektor UI perlu segera dihentikan. Upaya tersebut dapat diwujudkan dari kekuasaan Mendikbud yang tegas. Sehingga memiliki efek langsung pada sikap rektor selama ini.
JAKARTA-Kesempatan yang diberikan pemerintah kepada Universitas Indonesia (UI) untuk menyelesaikan konflik secara internal tidak kunjung menemui
BERITA TERKAIT
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas