Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung

Tinggalkan Sekolah, ATM di Barabai Berjubel

Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung
Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung
Dia memperkirakan, penerapan gaji melalui kartu pegawai elektronik cukup menyulitkan guru yang tidak akrab dengan ATM dan perbankan, Rahman mengaku kasihan melihat guru-guru senior harus keleletan dan sering minta bantu rekannya  di mesin uang untuk mengambil sendiri gajinya.

Keruwetan serupa diucapkan Ahmad Kusasi, guru senior yang biasa mengambil kontan gajinya melalui bendahara di sekolahnya  harus meninggalkan siswanya. Perubahan kultur penggajian ini mengakibatkan sesama guru saling bertanya dan menumpuk di emperan bank dan dipintu ATM.

“Coba pian lihat, mereka yang ingin ambil gaji manual melalui teller saling bertanya. Padahal hanya mengisi slip pengambilan,” ujarnya menunjuk beberapa guru yang duduk di emperan pintu masuk BPD Barabai.

 

Menurutnya, selama ini guru tidak perlu repot hanya mengambil gaji, karena sudah terwakili dari bendahara sekolah mewakili sekolah. Penerapan KPE ini sedikit repot, saat mengambil gaji guru belum termasuk  potongan koperasi dan iuran PGRI.

”Setelah ambil gaji kami baru membayar ulang potongan koperasi, ini kan merepotkan,” tambah Kusasi.

BARABAI – Implementasi perdana menggunakan kartu pegawai elektronik (KPE) bagi guru di Hulu Sungai Tengah tak menggembirakan. Informasi gaji

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News