Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung
Tinggalkan Sekolah, ATM di Barabai Berjubel
Rabu, 11 Januari 2012 – 12:33 WIB
Prioritas penerapan KPE di HST di awal 2012 dikhususkan hanya untuk guru dan bertahap bagi PNS yang lain. Sementara, beberapa PNS di SKPD lain masih ambil gaji manual, seperti Lia, perempuan yang bekerja di RSUD H Damanhuri ini masih mendapat gaji tanpa antre di kantornya.
”Saya masih ambil kontan di kantor, tanggal 9 sudah gajian,” terangnya singkat, kemarin.
Penerapan KPE bukan tanpa cela, Syamsuddin Arsyad salah satu tokoh masyarakat mengaku kaget. Implementasi KPE tidak didukung infrastruktur cukup, lemahnya bidang pelayanan mengakibatkan perburuan uang gaji di ATM sangat mengganggu proses belajar mengajar di sekolah-sekolah.
Disatukannya pembayaran gaji menggunakan ATM bersama sejatinya memberikan kemudahan dan praktis dan dari administrasi, namun imbasnya guru harus meninggalkan ribuan siswanya di sekolah pada hari bersamaan.
Jika dihitung siswa SD /MI se HST 25.810 SLTP/MI sederajat 5.695 siswa, dan diambil setengahnya saja siswa terlantar, tentu merugikan daerah.
BARABAI – Implementasi perdana menggunakan kartu pegawai elektronik (KPE) bagi guru di Hulu Sungai Tengah tak menggembirakan. Informasi gaji
BERITA TERKAIT
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani
- Romadhan Jadi Tersangka Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi, Sebuah Fakta Terungkap
- 1.260 Guru di Kota Bengkulu Terima Tunjangan Profesi Triwulan III-2024
- Polres Dumai Menggerebek Gudang Pupuk Ilegal di Bukit Kapur, Lihat!
- Polisi Umumkan Hasil Olah TKP Kecelakaan Tol Cipularang, Sebuah Fakta Terungkap
- Menang Praperadilan, Polda Riau Kejar TPPU Tersangka Korupsi KUR Bank Pelat Merah Ini