Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung

Tinggalkan Sekolah, ATM di Barabai Berjubel

Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung
Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung
Ia tidak yakin jumlah ATM di Barabai mencukupi untuk menerima penarikan tunai sebanyak 3.600an tenaga pendidik di hari yang sama. Jika dirata-ratakan dana terisi penuh di anjungan tunai mandiri Rp 400 juta, dan tiap guru ambil tunai sebanyak Rp 2 juta, tentu membutuhkan uang segar Rp 7,2 miliar atau sebanyak 18 unit ATM.

Padahal, jumlah ATM bersama di Barabai sangat terbatas. Kendati lokasinya lumayan strategis seperi di kawasan jalan Murakata, di Pasar Keramat, Pasar Murakata, Kampung Arab, Kampung Kopi, dan di kawasan perkantoran Lapangan Dwi Warna namun tidak menjamin jumlah dana berisi penuh dan perlu menambah dana untuk mengisi sejumlah uang di ATM.

 

“Ini baru untuk kasus guru. Bisa dibayangkan seluruh PNS sudah menerapkan menggunakan KPE, padahal infrastruktur dan pelayanan perbankan sangat lemah,” tambahnya.

Dibalik terobosan KPE, ia yakin ada jalinan peningkatakan pelayanan di bidang kepegawaian dengan akses luas yang efisien dan efektif. Mengingat KPE sudah menggunakan teknologi smart card dan otentifikasi sidik jari,  sehingga selain sebagai identitas PNS, KPE dapat memberikan layanan kesehatan, Taspen, Taperum. (amt)

BARABAI – Implementasi perdana menggunakan kartu pegawai elektronik (KPE) bagi guru di Hulu Sungai Tengah tak menggembirakan. Informasi gaji


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News