Ambisi Donald Trump dan Nestapa Warga Meksiko di Pinggir Tembok

Karena itu, dia mengaku setuju dengan adanya kebijakan menutup perbatasan. Namun, tak semua warga AS berpikiran seperti Scott. Misalnya, penduduk di kampung masa kecil Scott, Nogales.
Sherrie Nixon, warga lokal Nogales, ingin menangis saat melihat tentara memasang enam baris kawat tajam (razor wire) di tembok pembatas mereka. Dia merasa miris bahwa kota mereka yang relatif aman dibuat seperti wilayah paling berbahaya di dalam negara.
"Mereka (pemerintah) mengubah kota kita menjadi markas militer. Seakan-akan kami ada di wilayah terdepan dalam peperangan," ujar perempuan 68 tahun itu di hadapan Dewan Kota Nogales Rabu malam (6/2) seperti dilansir Reuters.
BACA JUGA: Kota-Kota Perbatasan Tolak Kebijakan Presiden Trump
Penduduk lainnya pun setuju dengan Nixon. Mereka merasa bahwa hal itu akan mengancam ekonomi kota. Selama ini mereka juga mengandalkan warga Heroica Nogales, Sonora, Meksiko, sebagai konsumen mereka. "Kami tidak terima. Ada anak yang tinggal 3 meter dari kawat itu," ujar Wali Kota Nogales Arturo Garino.
Ironis, Garino sudah meminta agar kawat tajam yang dipasang di atas tembok bisa dilepas saat Senator Martha McSally berkunjung bulan lalu. Namun, pekan lalu otoritas malah menambah lapisan kawat itu. (Mochamad Salsabyl Ad'n/c10/dos)
Donald Trump terus berusaha mendirikan pembatas permanen di sepanjang perbatasan AS - Meksiko. Ambisi ini membawa nestapa bagi warga Meksiko di pinggir dinding
Redaktur & Reporter : Adil
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- Sarifah Desak Pemerintah Tetapkan Dubes untuk AS guna Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump
- AMPI Lihat Peluang Besar dari Kebijakan Impor Prabowo
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Tarif Trump Ancam Ekspor, HKTI Dorong Pemerintah Lindungi Petani