Ambon Manise

Ambon Manise
Ambon Manise
Kota ini bukanlah Bukittinggi atau Semarang. Sebaliknya Ambon memiliki keturunan Polinesia: wajah lebih gelap, ciri-ciri sangat jelas dan rambutnya lebih keriting.

Berdiri di tepi laut, anda dapat mengamati wisatawan tiba dari kota-kota lain di ujung paling barat Papua seperti Sorong dan Manokwari hingga pulau Buru yang dijadikan penjara di zaman Suharto (penulis tersohor negeri, Pramoedya Ananta Toer pernah dibui disini) dan dari tempat-tempat lain.

Terdapat kedai kopi yang ramai pengunjung sebut saja kafe Sibu-Sibu dan Joas di sepanjang jalan Said Perintah di tengah kota. Orang Ambon sangat senang duduk-duduk dan menonton lalu-lalang orang yang lewat, sambil menyerutup kopi Rarobang yang dicampur dengan jahe, kenari dan rempah-rempah lain, dinikmati dengan sepiring pisang goreng.

Saya harus menambahkan juga bahwa di Ambon terdapat museum kuno dengan dua kerangka ikan paus yang sangat besar di dalamnya. Juga terdapat pemakaman era Perang Dunia II yang menghadap pelabuhan, tertanam dua pohon hujan epifit yang sangat besar di dalamnya.

PEKAN lalu saya mengunjungi Yogyakarta hanya untuk menemukan bukti bahwa kemacetan yang terjadi di Jakarta telah melanda ke sejumlah kota di Jawa.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News