Ambon Membara Diduga Settingan Jakarta
Rabu, 14 September 2011 – 18:01 WIB
Senator yang mengaku baru saja kembali dari Ambon itu menambahkan bahwa 10 sebelum kerusuhan terjadi, kejadian berlangsung, senjata organik aparat kepolisian dari agama tertentu ditarik oleh kesatuan masing-masing.
Baca Juga:
"10 hari sebelum kejadian, polisi yang non-Muslim senjatanya dilucuti hingga tidak bisa melindungi masyarakat non-Muslim. Ini negara macam apa, ada pemerintah tapi sedikit memerintah," tudingnya.
Lebih lanjut Pieris juga mempertanyakan polisi dan intelijen yang tidak menantisipasi kerusuhan yang terpicu dari tewasnya seorang tukang ojek. "Setelah diotopsi dan dimakamkan lalu beredar SMS yang menyatakan bahwa tukang ojek itu meninggal karena ditusuk bambu. Anehnya, intelijen dan polisi sama sekali tidak mengantisipasi pesan singkat tersebut. Usai pemakaman, maka terjadilah hura-hara itu. Toko mobil di rusak dan motor-motor baru diseret dan dibakar," tukasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Maluku, John Pieris, menilai kerusuhan berdarah di Ambon pada 10 September 2011 lalu mirip dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- UP & PERPINA Berkolaborasi Menyiapkan Perempuan Pemimpin Indonesia di Masa Depan
- Usut Kasus Korupsi X-Ray di Kementan, KPK Panggil Politikus Nasdem Joice Triatman
- Hadiri Peringatan Berdirinya RRT, Menko Airlangga: Indonesia & Tiongkok Saling Melengkapi
- BNN Menggagalkan Penyelundupan Sabu-Sabu dan Ekstasi Asal Malaysia
- Wahai Honorer, Sebegini Gaji PPPK Paruh Waktu, Anggaran Sudah Disiapkan
- Gempa Bandung, Seorang Anak Meninggal Tertimpa Reruntuhan Bangunan