Ambrosius Ruwindrijarto, Aktivis Lingkungan Peraih Ramon Magsaysay Award 2012
Sempat Diculik dan Disiksa Preman Cukong Kayu Liar
Kamis, 02 Agustus 2012 – 04:44 WIB

Ambrosius Ruwindrijarto. Foto : M Dinarsa Kurniawan/Jawa Pos
Perjuangan tak kenal lelah Ambrosius Ruwindrijarto berbuah manis. Kerja kerasnya sebagai aktivis lingkungan membuatnya menerima Ramon Magsaysay Award, penghargaan sekelas Nobel untuk tingkat Asia."
M. DINARSA KURNIAWAN, Bogor
LAGU Always milik band rock kondang Bon Jovi membahana di Kedai Telapak, Bogor, Jawa Barat, tadi malam. Seorang lelaki berkacamata tampak asyik bercengkerama dengan kawan-kawannya di salah satu sudut kedai. Dialah Ambrosius Ruwindrijarto. Dia adalah pionir Perkumpulan Telapak yang berkedudukan di Bogor.
Sosok bersahaja itu tengah menjadi bahan pembicaraan di kalangan koleganya sesama aktivis lingkungan karena baru saja diumumkan sebagai penerima Ramon Magsaysay Award 2012 untuk kategori Emergent Leader. Lelaki yang biasa disapa Ruwi itu mengatakan sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi salah seorang di antara enam penerima penghargaan yang juga kerap disebut sebagai Nobel tingkat Asia itu.
Baca Juga:
"Saya sedang nyetir saat ponsel saya berbunyi. Saat saya angkat, yang telepon ternyata Presiden RMAF (Ramon Magsaysay Award Foundation) Carmencita Abella. Tentu saja saya kaget dan tidak percaya," urai Ruwi. "Saya sempat berpikir itu penipuan lewat telepon. Tapi, tidak lama kemudian datang pengumuman resmi via e-mail," sambungnya, lantas tertawa.
Perjuangan tak kenal lelah Ambrosius Ruwindrijarto berbuah manis. Kerja kerasnya sebagai aktivis lingkungan membuatnya menerima Ramon Magsaysay Award,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu