Amendemen UUD 1945, Ahmad Doli Kurnia Membeber Ada 3 Kelompok
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia menyebut amendemen sesuatu yang biasa karena diatur dalam UUD 1945. Dari situ, perubahan konstitusi bukan hal yang diharamkan.
"Jadi, bukan sesuatu yang tidak mungkin atau tidak boleh. Melakukan amendemen sesuatu yang konstitusional," kata Doli saat diskusi daring membahas amendemen UUD 1945 yang diselenggarakan DPP Barisan Muda Kosgoro, Rabu (15/9).
Menurut legislator Fraksi Partai Golkar itu, amendemen pada prinsipnya demi menghidupkan Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN). Doli melihat PPHN memiliki semangat memperkuat institusi MPR.
"Jadi, amendemen ini didorong untuk memperkuat posisi MPR yang bisa menunjukkan peran dan fungsinya," ucap dia.
Namun, kata legislator daerah pemilihan (Dapil)III Sumatera Utara itu, ada tiga kelompok di publik menyikapi amendemen demi menghidupkan PPHN.
Ada kelompok yang tegas menolak PPHN karena menganggap sistem kenegaraan sekarang sudah cukup baik.
Pandangan kedua adalah yang memandang amendemen perlu dilakukan untuk mengembalikan UUD 1945 sebelum diamendemen.
"Kelompok ini mengatakan penyelenggaraan sistem negara sudah kebablasan. Kemudian harus dikembalikan ke UUD 1945 murni," beber Ahmad Doli Kurnia.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia membeber soal adanya tiga kelompok dalam menyikapi amendemen UUD 1945.
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Komisi III DPR Menghadapi Dilema dalam Memilih Pimpinan dan Dewas KPK, Apa Itu?
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Problematika Penanganan Perkara Judi Online