Amerika Cs Minta Indonesia Ikut Musuhi Syria

jpnn.com, JAKARTA - Amerika Serikat, Inggris dan Prancis merasa perlu menjelaskan kepada Indonesia tentang aksi militer gabungan mereka di Syria baru-baru ini.
Untuk itu, ketiga negara mengirim duta besar mereka untuk bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (19/4).
Duta Besar Inggris Moazzam Malik meminta agar Indonesia ikut menekan Syria atas dugaan penggunaan senjata kimia oleh rezim Presiden Syria Bashar Al Assad.
"Sebagai salah satu negara anggota Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), Indonesia memiliki peran penting terkait penegakan hukum internasional soal penggunaan senjata kimia," kata Malik.
Dia meminta Indonesia untuk bergabung dengan mereka supaya rezim Assad tertekan atas penyelahgunaan senjata kimia yang mereka lakukan.
"Kami juga ingin Indonesia menekan Syria dan Rusia agar kami punya akses penuh untuk melakukan penyelidikan di Douma," lanjutnya.
Sementara itu, Dubes AS Joseph Donovan menjelaskan soal bukti-bukti baru adanya serangan senjata kimia.
"Kami temukan bukti-bukti baru, contohnya banyak korban tewas akibat serangan itu," ujarnya.
Menurut Donovan, serangan yang dilakukan pihaknya tak bertentangan dengan hukum internasional. Pasalnya, bertujuan untuk menghentikan serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Assad.
Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mengirim duta besar mereka masing-masing untuk membicarakan konflik Syria dengan Menlu RI Retno Marsudi
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Sembilan Tewas karena Banjir di Amerika Serikat
- Efisiensi Besar-besaran, Donald Trump Pecat 300 Pegawai Badan Nuklir
- Berkah Dermawan
- Bos Ford Motor Sebut Donald Trump Telah Mengacaukan Industri Otomotif Amerika
- AM Hendropriyono: Waspadai Sentimen SARA Operasi Penggalangan Negara Adidaya ke Masyarakat RI
- Korut Tegaskan Senjata Nuklir untuk Keperluan Tempur, Bukan Barang Tawar-Menawar