Amerika Disarankan Bersiap Memakir Senjata Nuklir di Korsel
Terkait perluasan langkah pencegahan AS, laporan itu menyebutkan bahwa Washington harus menunjukkan kemampuan nuklir serta kemauan politiknya untuk menggunakannya jika perlu.
Untuk itu, laporan tersebut menyarankan kepada AS untuk menegaskan komitmennya untuk membela Korsel, sebagian dengan menekankan bahwa Washington dan Seoul memiliki nasib yang sama.
"Saat merujuk pada 'kemampuan pertahanan lengkap AS', AS harus menekankan bahwa 'nasib bersama' AS-Korsel - yang mengandalkan kehadiran 28.500 pasukan AS di semenanjung - menjadi alasan utama dari perluasan langkah pencegahan kedua negara," katanya.
Pada catatan yang sama, laporan itu menyarankan kepada AS untuk mempertimbangkan perubahan postur strategi dan nuklirnya untuk memungkinkan atau meningkatkan "kehadiran aset strategis AS secara berkelanjutan di Semenanjung Korea."
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Seoul mungkin terpaksa mempersenjatai diri dengan senjata nuklir jika ketegangan militer dengan Korut terus meningkat.
Pyongyang melakukan 69 peluncuran rudal balistik pada 2022, dan itu jauh melampaui rekor tahunan sebelumnya yang mencapai 25 peluncuran.
Namun, Komisi CSIS dengan tegas menentang persenjataan nuklir Korsel.
"Dalam situasi saat ini, jangan mengerahkan senjata nuklir taktis AS ke Semenanjung Korea ataupun membiarkan Korsel memperoleh senjata nuklir," kata laporan tersebut.
CSIS mengusulkan masing-masing enam rekomendasi untuk kebijakan mengenai Korut dan perluasan upaya pencegahan Amerika Serikat di Semenanjung Korea
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan
- Mantan Menhan Ini Mencoba Bunuh Diri
- Korsel Memanas, Presiden Yoon Suk Yeol Dicekal Anak Buahnya Sendiri
- Otak di Balik Darurat Militer, Eks Menhan Korsel Terancam Berurusan dengan Hukum
- Kemlu RI Pastikan WNI di Korsel Tidak Perlu Dievakuasi