Amerika Kembali Jadi Polisi Dunia, Rezim Erdogan Sasaran Selanjutnya
jpnn.com, WASHINGTON DC - Joe Biden tampaknya benar-benar bertekad mengembalikan pamor Amerika Serikat sebagai polisi dunia, peran yang ditinggalkan selama era kepresiden Donald Trump.
Setelah junta militer Myanamar, rezim Recep Tayyip Erdogan di Turki jadi sasaran terbaru Negeri Paman Sam.
Kemarin, Rabu (10/2), Amerika Serikat menyampaikan permintaan resmi kepada Turki untuk segera membebaskan Osman Kavala. Aktivis hak asasi manusia dan dermawan itu telah ditahan selama lebih dari tiga tahun tanpa hukuman.
"Tuduhan khusus terhadap Kavala, penahanannya yang sedang berlangsung, dan penundaan yang terus menerus dalam penyelesaian persidangannya, termasuk melalui penggabungan kasus-kasus terhadapnya, merusak rasa hormat terhadap supremasi hukum dan demokrasi," kata Departemen Luar Negeri AS.
Pada tahun lalu, Kavala sebenarnya sudah dibebaskan dari dakwaan terkait protes anti pemerintah 2013 silam. Namun, rezim Erdogan tak lama kemudian kembali menangkapnya atas tuduhan terlibat kudeta 2016.
Pengadilan banding kemudian membatalkan pembebasannya dari tuduhan protes 2013.
Pengadilan Turki pada Jumat pekan lalu memutuskan untuk menggabungkan dua kasus yang luar biasa dan menolak permintaan Kavala untuk dibebaskan.
Kavala dituduh oleh Turki bekerja sama dengan Henri Barkey, seorang sarjana Turki terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat (AS), dan kedua tokoh tersebut dituduh mencoba menggulingkan tatanan konstitusional.
Setelah ikut campur urusan Mynmar, Amerika Serikat kini menyasar rezim Recep Tayyip Erdogan di Turki
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Pemerintahan Sederhana