Amerika Latin Paling Bahagia

Amerika Latin Paling Bahagia
Amerika Latin Paling Bahagia
Padahal, negara bekas koloni Spanyol itu tidak pernah sepi dari aksi kejahatan, khususnya pembunuhan. Selama beberapa dekade, Guatemala juga terjebak dalam perang sipil yang sampai sekarang masih memantik banyak konflik.

Tetapi, masyarakat Guatemala tampaknya tidak peduli dengan masalah yang membelit negaranya. Mereka punya cara sendiri untuk bahagia. "Di Guatemala, sudah menjadi budaya bahwa orang yang ramah selalu tersenyum," tutur Luz Castillo. Pemuda 30 tahun yang berprofesi sebagai instruktur selancar itu memilih untuk mensyukuri keindahan alam Guatemala daripada mengeluhkan kondisi sosial ekonominya.

Dalam surveinya, Gallup Inc. mengukur kebahagiaan sebuah negara dari perilaku warganya. Jika warga suatu negara hidup dengan damai dan saling menghormati serta suka tersenyum, lembaga yang berkantor pusat di Kota Washington, Amerika Serikat (AS), itu menganggapnya sebagai masyarakat bahagia. Sebaliknya, jika penduduk satu negara jarang berinteraksi, masyarakat tersebut dianggap tidak bahagia.

Gallup Inc. menggunakan lima parameter untuk mengukur kadar bahagia masyarakat suatu negara. Dua hal yang paling penting adalah penduduk negara tersebut memiliki cukup waktu istirahat dan merasa diperlakukan dengan baik. Tiga parameter lainnya adalah frekuensi tersenyum atau tertawa, seringnya warga melakukan hal-hal yang menyenangkan, dan menikmati hari yang telah berlalu.

MEXICO CITY - Tidak selamanya kekayaan menjadi ukuran kebahagiaan. Tinggal di Qatar yang kaya raya atau Singapura yang serbacanggih tidak otomatis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News