Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi kepada Menteri Tukang Culik
jpnn.com, WASHINGTON - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Menteri Keamanan Zimbabwe Owen Ncube. Tokoh papan atas itu diduga berada di balik sejumlah pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan setempat.
Menlu AS Mike Pompeo mengatakan, Jumat (25/10), penggunaan kekerasan oleh pemerintah Zimbabwe sudah mengkhawatirkan. Tercatat pemimpin kelompok buruh, oposisi sampai pengunjuk rasa pernah jadi korban kekerasan negara.
Untuk diketahui, dua tahun pascakudeta terhadap Presiden Robert Mugabe, Zimbabwe masih bergulat dengan inflasi tiga digit dan krisis bahan pokok. Emmerson Mnangagwa yang kini berkuasa ternyata tak lebih baik dari diktator sebelumnya.
Kondisi ini membuat demonstrasi kembali marak di Zimbabwe. Seperti pemerintah-pemerintah lain yang gagal mengurus rakyatnya, Zimbabwe tentu saja merespons demonstrasi ini dengan kekerasan dan pelanggaran-pelanggaran HAM lainnya. Nah, Owen Ncube ada di pusat operasi pelanggaran HAM ini.
September lalu, ratusan dokter turun ke jalan setelah ketua serikat mereka hilang. Sebelum lenyap, Peter Magombeyi tengah mengorganisisasi serangkaian aksi menuntut kenaikan upah bagi dokter pemerintah.
Ncube ketika itu mengatakan bahwa lenyapnya Magombeyi akan dianggap sebagai kasus orang hilang, bukan penculikan. Untuk diketahui, kelompok HAM mencatat badan keamanan Zimbabwe telah melakukan 20 penculikan sepanjang tahun ini. (ant/dil/jpnn)
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Menteri Keamanan Zimbabwe Owen Ncube. Dia diduga berada di balik sejumlah pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan setempat.
Redaktur & Reporter : Adil
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- Berlari dalam Suhu Dingin & Terpaan Angin, Misbakhun Capai Finis Chicago Marathon 2024
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Amerika Berjanji Tidak Akan Biarkan Israel Jadikan Lebanon seperti Gaza
- Mahasiswa President University Jawara Kompetisi Blockchain di Amerika Serikat