Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi kepada Pembunuh Khashoggi
jpnn.com - Amerika Serikat (AS) akhirnya bersikap tegas. Pada Kamis (15/11), Negeri Paman Sam menjatuhkan sanksi ekonomi kepada 17 orang yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.
Mereka adalah 15 orang yang tergabung dalam Tiger Squad plus 2 bangsawan Saudi. Yakni, Saud Al Qahtani yang sebelumnya menjadi penasihat Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) dan mantan Konjen Saudi untuk Istanbul Mohammad Al Otaibi.
"Individu-individu yang menyasar dan secara brutal membunuh jurnalis yang tinggal dan bekerja di AS harus menanggung konsekuensinya," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin sebagaimana dilansir Reuters.
AS membekukan aset mereka yang terkena sanksi. Selain itu, mereka tidak akan bisa sembarangan mengakses sistem finansial AS lagi. Sanksi itu dijatuhkan berdasar UU yang menyasar pelaku pelanggaran HAM berat dan koruptor.
Kanada menyambut baik langkah AS. Rencananya, negara yang dipimpin PM Justin Trudeau itu memberlakukan sanksi serupa.
Mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Saudi Ahmed Al Asiri dan tiga petinggi intelijen lainnya tidak ikut disanksi. Asiri serta Jenderal Rashad bin Hamed Al Hamadi, Jenderal Abdullah bin Khaleef Al Shaya, dan Jenderal Mohammed Saleh Al Ramih hanya dipecat dari jabatannya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert menegaskan, sanksi itu hanyalah permulaan. AS membuka peluang untuk menjatuhkan sanksi tambahan. Sebab, sampai saat ini, penyelidikan terkait dengan fakta-fakta dalam kasus tersebut berlangsung.
Sebenarnya AS sangat jarang menjatuhkan sanksi kepada Saudi. Bahkan, dalam kasus Serangan 11 September 2001, tidak ada warga Saudi yang disanksi. (sha/c14/hep)
Amerika Serikat (AS) akhirnya bersikap tegas. Pada Kamis (15/11), Negeri Paman Sam menjatuhkan sanksi kepada 17 orang yang terlibat pembunuh Jamal Khashoggi
Redaktur & Reporter : Adil
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika