Amerika Serikat Kembali Bersiap Hadapi Gelombang Baru COVID-19, Ini yang Keempat
Jason mengatakan, dokter memberikan dia waktu untuk berbaring di samping putranya sepanjang malam saat dia bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Dia sudah tidak bergerak lagi," kata Jason Boatman.
"Pagi harinya, dokter mengatakan kepada saya bahwa kondisi jantung dan paru-parunya semakin parah dan dia akan pergi dengan waktu dan caranya sendiri.
Hanya delapan jam setelah menunjukkan gejala pertamanya, JJ meninggal dunia.
Meski JJ hidup dengan autisme dan ADHD, dokter mengatakan itu bukanlah kondisi bawaan yang diketahui memperburuk gejala COVID-19.
Mereka tidak tahu mengapa virus membunuhnya begitu cepat, tetapi satu teori yang mereka miliki adalah bahwa dia mungkin telah terinfeksi oleh varian baru.
Mereka sekarang melakukan otopsi menyeluruh untuk mencoba dan menjawab dugaan varian baru yang lebih mematikan yang merenggut nyawanya.
JJ, warga Amerika Serikat yang baru merayakan ulang tahunnya yang kesembilan, naik ke tempat tidur dengan keluhan sakit tenggorokan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika