Amerika Serikat Kembali Bersiap Hadapi Gelombang Baru COVID-19, Ini yang Keempat

Jason mengatakan, dokter memberikan dia waktu untuk berbaring di samping putranya sepanjang malam saat dia bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Dia sudah tidak bergerak lagi," kata Jason Boatman.
"Pagi harinya, dokter mengatakan kepada saya bahwa kondisi jantung dan paru-parunya semakin parah dan dia akan pergi dengan waktu dan caranya sendiri.
Hanya delapan jam setelah menunjukkan gejala pertamanya, JJ meninggal dunia.
Meski JJ hidup dengan autisme dan ADHD, dokter mengatakan itu bukanlah kondisi bawaan yang diketahui memperburuk gejala COVID-19.
Mereka tidak tahu mengapa virus membunuhnya begitu cepat, tetapi satu teori yang mereka miliki adalah bahwa dia mungkin telah terinfeksi oleh varian baru.
Mereka sekarang melakukan otopsi menyeluruh untuk mencoba dan menjawab dugaan varian baru yang lebih mematikan yang merenggut nyawanya.
JJ, warga Amerika Serikat yang baru merayakan ulang tahunnya yang kesembilan, naik ke tempat tidur dengan keluhan sakit tenggorokan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia