Krisis Nuklir Korea
Amerika Serikat: Kim Jong Un Mendambakan Perang
jpnn.com, NEW YORK - Ancaman nuklir Korea Utara yang semakin nyata tak membuat nyali Amerika Serikat ciut. Negeri Paman Sam itu tetap bersikukuh menggunakan pendekatan keras terhadap negara yang dipimpin Kim Jong Un.
Kemarin, Senin (4/9), Presiden AS Donald Trump sibuk meyakinkan pemimpin dunia bahwa tindakan harus segera diambil terhadap Korut.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Kanselir Jerman Angela Merkel termasuk di antara yang dihubunginya lewat sambungan telepon.
Dalam kesempatan itu, Trump dan Moon sepakat untuk menghapus pembatasan berat hulu ledak bagi misil Korsel. Keputusan itu membuat Korsel mampu menghantam Korut dengan kekuatan lebih besar jika perang benar-benar pecah.
Di hari yang sama, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley sibuk meyakinkan Dewan Keamanan bahwa Kim Jong Un mendambakan perang.
Dia mendorong 15 negara anggota dewan untuk sepakat menjatuhkan sanksi seberat-beratnya kepada Korut demi meredam ambisi Kim tersebut.
"Amerika Serikat tak pernah menginginkan perang. Kami tidak menginginkannya saat ini. Tapi, kesabaran negara kami bukan tidak berbatas. Kami akan mempertahankan wilayah kami dan sekutu kami," ujar Haley dalam sesi darurat Dewan Keamanan PBB.
Haley juga memperingatkan semua negara yang masih memiliki hubungan dengan Korut. Menurutnya, AS akan menganggap negara-negara itu membantu program nuklir Korut.
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza