Amerika Tarik Pasukan dari Afghanistan, Kok India Panik?
jpnn.com, NEW DELHI - India prihatin tentang kekosongan yang berkembang di Afghanistan, menyusul usulan penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari negara itu.
Kepala staf pertahanan India Jenderal Bipin Rawat menyatakan kekhawatiran bahwa "para pengganggu" akan masuk ke ruang yang diciptakan akibat penarikan pasukan asing dari Afghanistan. Dia menolak menyebutkan negara mana yang ia maksud.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa kekosongan yang akan diciptakan oleh penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO seharusnya tidak menciptakan ruang bagi para pengganggu," kata Rawat, Kamis (15/4).
Kekhawatiran besar India adalah bahwa ketidakstabilan di Afghanistan dapat meluas ke wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Kashmir, tempat India memerangi militan selama tiga dekade.
India juga prihatin bahwa saingan berat Pakistan akan mendapatkan pengaruh yang lebih besar di Afghanistan karena hubungannya yang lama dengan kelompok Taliban, yang diperkirakan akan memainkan peran dominan setelah hengkangnya pasukan AS.
"Ada banyak orang yang mencari kesempatan untuk masuk ke ruang yang sedang dibuat," kata Rawat.
India menginvestasikan 3 miliar dolar AS (sekitar Rp43,86 triliun) di Afghanistan untuk pembangunan jalan raya, pembangkit listrik, dan bahkan membangun parlemennya menyusul penggulingan Taliban pada 2001.
Rawat mengatakan India akan dengan senang hati memberikan lebih banyak dukungan ke Afghanistan selama perdamaian dapat dipulihkan.
India prihatin tentang kekosongan yang berkembang di Afghanistan, menyusul usulan penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari negara itu.
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Produk Hilir Timah
- Perempat Final Piala Suhandinata 2024: Garuda Muda Pantang Meremehkan India
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas dan Ribuan Mengungsi Akibat Banjir di India
- Joe Biden Kumpulkan Tim Keamanan untuk Bahas Eskalasi di Timur Tengah, Panik?