Amerika Umumkan Paket Sanksi Baru, Industri Militer Rusia Terancam Lumpuh
jpnn.com, WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat pada Jumat (1/4) mengumumkan paket baru pembatasan ekspor ke Rusia dan Belarus dengan menambahkan 120 entitas, terutama perusahaan bidang militer, ke daftar pengendalian perdagangan.
Ke-120 entitas tersebut masuk dalam daftar Departemen Perdagangan AS menyangkut pihak-pihak yang dilarang menerima teknologi sangat penting.
Penambahan daftar itu dilakukan setelah tindakan sama diambil AS baru-baru ini dalam upaya melemahkan militer Rusia sejak sejak Presiden Vladimir Putin menggulirkan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Langkah yang diumumkan pada Jumat tersebut ditujukan untuk "menurunkan kemampuan pertahanan, kedirgantaraan, maritim, dan sektor-sektor strategis lainnya milik Rusia dan Belarus sebagai tanggapan atas serangan brutal Rusia ke Ukraina yang berdaulat," kata Departemen Perdagangan.
Gedung Putih, kantor presiden AS, beranggapan bahwa langkah itu bisa mencegah teknologi dan perangkat lunak menjangkau sektor militer di Rusia dan Belarus.
Pengendalian tersebut bergantung pada ketetapan Aturan Produk Langsung Asing.
Berdasarkan aturan tersebut, perusahaan harus membuat barang berteknologi tinggi dan rendah dengan menggunakan peralatan AS jika ingin mendapat surat izin dari Amerika Serikat sebelum dikirimkan ke Rusia.
Dengan aturan itu, Departemen Perdagangan AS juga diperintahkan untuk menolak hampir semua permintaan surat izin.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi tersebut sebagai tindakan terhadap invasi Rusia ke Ukraina
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer