Amerta Hadirkan Keresahan dan Eksplorasi dalam Album Nodus Tollens
"Belakangan kami dengar lagu Indonesia lama, terus waktu itu karena kurang lagu buat manggung akhirnya bawakan lagu Kala Sang Surya Tenggelam," jelas Auliya Akbar.
Amerta melewati proses panjang hingga akhirnya bisa merampungkan album Nodus Tollens. Para personel ternyata telah menyiapkan materi sejak 2019 silam.
Proses rekaman diselesaikan dalam waktu cukup lama yakni sekitar dua tahun.
"Workshop pun banyak dinamika. Sampai akhirnya kami menemukan format paling nyaman buat kami," tutur Raja Panggabean.
Dari segi produksi, Amerta melibatkan Ricky Siahaan (Seringai) yang berperan sebagai produser sekaligus mentor.
Gitaris Seringai itu berpendapat bahwa di Indonesia sepertinya masih sangat jarang band seperti Amerta yang memiliki musik berspektrum luas seperti pada album Nodus Tollens.
Menurutnya, album Nodus Tollens dari Amerta bukan menawarkan heavy metal yang konvensional. Nodus Tollens merupakan karya band yang mahir menyeimbangkan antara melodi yang emotif, aransemen yang berpetualang, serta agresivitas.
"Dalam dosis yang akurat hingga bisa memuaskan penggemar musik cadas khususnya post metal atau doom/sludge. Walau demikian, saya pikir di saat yang sama album ini cukup inklusif hingga bisa menggoda penggemar style seperti shoegaze, indiepop bahkan mungkin goth," beber Ricky Siahaan.
Band post-metal asal Jakarta, Amerta akan meluncurkan album penuh perdana yang berjudul Nodus Tollens.
- Rilis Nodus Tollens, Amerta Sertakan Lagu Kala Sang Surya Tenggelam
- Amerta Memasuki Babak Baru Lewat Hejira
- 4 Band Pilihan SEAJournal Siap Beraksi di Joyland Festival 2023
- Amerta Melepas Chevron yang Penuh Kekontrasan
- Seringai Persembahkan Video Musik Animasi, Ishtarkult
- Diproduseri Ricky Siahaan, Amerta Lepas Lagu 'Bleeker'