Amien Rais Setuju Presiden Dipilih MPR Lagi, Irwan Demokrat Merespons Begini
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Irwan Fecho menanggapi omongan mantan Ketua MPR RI Amien Rais yang mengungkit lagi wacana amendemen UUD 1945 untuk mengembalikan sistem pemilihan presiden melalui MPR.
Amien sebelumnya bicara soal amendemen UUD ketika bertemu pimpinan MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (5/6).
"Usulan amendemen saat ini justru bisa memperburuk polarisasi politik di masyarakat. Seharusnya wacana yang dibangun adalah tentang mempersatukan rakyat, bukan malah membuatnya terpolarisasi," ujar Irwan di Jakarta, Kamis (6/6).
Legislator Partai Demokrat itu menilai bicara wacana presiden dipilih MPR dengan mengamendemen UUD tidak tepat secara waktu, serta menimbulkan pertanyaan publik.
Putra Kalimantan Timur (Kaltim) itu juga memandang pembicaraan soal amendemen UUD setelah pemilu dapat menciptakan ketidakstabilan politik dan mengganggu konsolidasi demokrasi yang baru saja berlangsung.
"Ini kan, kita baru selesai pilpres ya, presiden terpilih saja belum dilantik. Energi politik bangsa seharusnya difokuskan pada implementasi program-program Prabowo-Gibran, bukan pada perubahan konstitusional yang mendasar. Itu yang lebih dibutuhkan rakyat saat ini," ucap Irwan.
Sebelumnya, Ketua MPR periode 1999-2004 Amien Rais setuju sistem pemilihan presiden dikembalikan ke MPR seperti sebelum era reformasi.
Hal itu disebut Amien, termasuk yang dibicarakannya ketika bertemu pimpinan MPR itu kemarin.
Anggota DPR RI Irwan Fecho merespons omongan Amien Rais yang setuju presiden dipilih MPR lagi melalui amendemen UUD. Begini kalimatnya.
- Eddy Soeparno Tegaskan Komitmen Prabowo Wujudkan Ketahanan Energi
- Biofuel jadi Salah Satu Kunci dalam Dukung Transisi Energi Indonesia
- Hinca Demokrat: Kami Mendengar, Kasus Tom Lembong Sarat Balas Dendam Politik
- Peringati HKN 2024, Ibas Ajak Masyarakat Dukung dan Kawal Reformasi Kesehatan
- Program 100 Hari Kementrans: Irwan Ungkap 9 Prioritas Menteri Iftitah Sulaiman
- Eks Klien Curhat soal Survei Poltracking: Saya Rugi Besar, Data Ngaco Semua