Amnesty International Bela Pelukis Yos Suprapto, Sebut Kebebasan Berekspresi dalam Bahaya
Dia mengatakan penyensoran seni di Indonesia, utamanya saat era Orde Baru, mayoritas atas dasar stabilitas politik.
"Jadi ketika kabar lukisan Mas Yos Suprapto diminta dicabut, maka saya langsung terbayang jangan-jangan ada kritik politik di dalamnya," kata Usman.
Dia menduga masalah pembatalan pameran Yos Suprapto berkaitan dengan tema sentral yang diangkat, yakni tanah dan kedaulatan pangan.
Usman merasa lukisan Yos Suprapto menjadi semacam lidah dari masyarakat yang hak-haknya terpinggirkan oleh pembangunan yang haus dengan tanah, lapar tanah, dan tidak ramah lingkungan.
"Nah sampai di titik ini, sebenarnya ekspresi artistiknya Yos bukan sekadar ekspresi keindahan seni, tetapi sesuatu yang bersifat etik. Jadi bukan lagi artistik, bukan lagi estetik, tetapi sudah masuk dalam dimensi etik dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat," ujar Usman. (ast/jpnn)
Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid menyebut kebebasan berekspresi dalam keadaan mengkhawatirkan. Kenapa?
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan
- Pemberedelan Pameran Lukisan Pernah Bikin Yos Suprapto Kaya Raya, Begini Ceritanya
- Lukisan Aktivis
- Pameran Batal Digelar, Yos Suprapto Turunkan Semua Lukisan di Galeri Nasional Indonesia
- Kritikus Seni Ungkap Lukisan Yos Suprapto Sempat Dilihat Kurator dan Tak Dipermasalahkan
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Sosiolog UI Sebut Lukisan Yos Suprapto Tak Melanggar Etika dan Relevan dengan Isu Pangan