Amoroso Katamsi Cerita soal Komentar Pak Harto dan Bu Tien
Apakah Pak Harto pernah datang ke lokasi syuting? ”Enggak, nggak pernah. Nggak ada supervisi apa-apa,” ujar kakek enam cucu tersebut.
Dia mendengar selentingan yang menyebut proses syuting film itu diawasi dan diintervensi pihak tertentu.
”Mana mau Arifin didikte?” ucapnya, lantas tersenyum. ”Diskusi sebelumya mau, tapi pada saat berkarya, dia nggak mau ada yang ikut campur,” tuturnya.
Amoroso kenal betul karakter Arifin. Seorang seniman seperti dia ketika berkarya tidak bisa diintervensi. Bukan berarti tidak mau diajak diskusi.
”Pelukis kan juga begitu, sebelumnya kita diskusi mau lukisan yang seperti ini, bisa. Tapi, saat sedang berkarya, nggak bisa diganggu,” ujarnya.
Syuting berlangsung di Jakarta dan Bogor. Suasananya, menurut Amoroso, tidak jauh berbeda dengan syuting film-film lainnya.
”Biasa-biasa saja, paling bedanya pemainnya lebih banyak,” kata aktor yang mulai terjun ke layar lebar pada 1976 itu.
Arifin tak hanya menjadi sutradara, tapi juga penulis skenario film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S/PKI. Apakah proses syuting harus benar-benar mengacu pada skenario?
Ada satu adegan di Film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S/PKI yang menurut Amoroso Katamsi cukup berat.
- Lokananta, 15 Maret 1965, dan Koleksi Langka Vinil Genjer-Genjer
- LIhat, KSAL Didampingi Jajarannya Berdiri Tegak & Memberi Hormat
- Komentari Gatot Nurmantyo, Moeldoko Pakai Kata Subjektif dan Perasaan
- Mahfud MD: Kiai Saya Dibunuh Oleh PKI!
- Sepertinya Film G30S Cuma Fiksionalisasi Soeharto sebagai Pahlawan Penumpas PKI
- Jelang 30 September, Panglima TNI-KSAD Diminta Tayangkan Film G30S/PKI