Amplop Suharso
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Misalnya, sekarang ini, ada dua wakil gubernur dari PPP yang 'mubazir': Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Bagaimana bisa, sebuah partai kecil tidak memanfaatkan dua kadernya yang begitu potensial, apalagi dua-duanya putra kiai besar yang sangat menentukan di perjalanan PPP.
Yang wagub Jateng adalah putra kiai besar Maimun Zubair, Rembang, –yang begitu konsisten di PPP. Yang wagub Jabar adalah keluarga pesantren besar Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya.
Dua-duanya kini disingkirkan dari PPP. Tidak punya jabatan apa pun di partai. Pun sekadar di pengurus wilayah atau cabang.
Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen tersingkir gara-gara berminat jadi ketua umum PPP. Ia mendeklarasikan diri menjelang Muktamar PPP di Makassar.
"Jangankan bisa jadi calon, masuk arena muktamar saja tidak bisa," ujarnya.
Hari itu Suharso menjadi calon tunggal. Aklamasi. Tidak ada yang berani menyainginya.
Ia mengaku mendapat angin yang baik dari atas –lepas angin itu ada atau tidak.
Kalau Suharso Monoarfa tidak mundur, perolehan suara PPP bisa nyungsep. Anda sudah tahu: Suharso mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina kiai.
- Masa Kontrak Kerja Guru PPPK Sampai Batas Usia Pensiun, Alhamdulillah
- Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tahap II Batam, 322 Pelamar tak Lulus
- Efisiensi Anggaran, Pemko Batam Pastikan Honorer Aman
- 1.500 Tenaga Non-ASN Natuna akan Diangkat menjadi PPPK Paruh Waktu
- Hampir Separuh Pelamar PPPK Tahap 2 Kemenag Dinyatakan TMS, Waduh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta