Amputasi Cara Satu-satunya, Raih Beasiswa dari Australia

Amputasi Cara Satu-satunya, Raih Beasiswa dari Australia
Syamsul Bahri. Foto: Padang Ekspres/JPNN.com

Setelah sebulan dirawat di rumah, ia pun akhirnya sadar bahwasanya amputasi merupakan satu-satunya cara agar masih bisa bertahan hidup.

”Sempat ditentang oleh orangtua waktu itu. Setelah diberikan pemahaman, akhirnya mereka pun mengizinkan saya untuk menjalani amputasi kaki kiri saya di RSUP M. Djamil Padang,” kenangnya.

Selama 6 bulan menjalani masa pemulihan setelah operasi amputasi, sebagai penyandang disabilitas baru, Syamsul Bahri meyakinkan dirinya bahwa sisa tubuh yang ada harus bisa dimanfaatkan untuk kebangkitan kehidupannya ke depan. Spirit itu membuatnya optimis bahwa ia harus melalui semua ini.

Di masa-masa itu, ternyata Tuhan telah menyiapkan skenario yang lain untuknya. Setelah menjalani pemulihan, berbagai bayangan kelam dalam fikiran Syamsul Bahri sebelumnya, ternyata tidak terjadi. Semuanya berganti dengan banyak keberkahan.

Salah satunya, ia tetap diterima bekerja di Koperasi Keluarga Besar Semen Padang (KKSP). Bahkan, berkat prestasi dan multitalenta yang dimilikinya, ia malah dipromosikan dari pekerjaan sebelumnya sebagai OB di Packing Plant Teluk Bayur ke bagian administrasi di Kantor Pusat KKSP.

Ia kemudian menjalani aktivitas sebagai orang kantoran di KKSP dengan memakai kaki palsu setelah mendapatkan bantuan kaki palsu dari PT Semen Padang.

Berkah untuk Syamsul tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2001, ia berkesempatan menjadi duta wisata tradisi ke Jepang.

Dan pada 2015, ia mendapat beasiswa dari Australia Award Fellowship, untuk mengikuti pendidikan singkat pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas dalam pengembangan studi kewirausahaan di Sydney University Australia.

Syamsul Bahri akhirnya sadar bahwa tidak ada jalan lain untuk bisa bertahan hidup. Satu-satunya cara, kakinya harus diamputasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News