Anak-anak Aleppo tak Punya Banyak Pilihan, Sungguh Memilukan

Kabarnya, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menyiapkan rumah bagi gadis kecil pemberani tersebut dan keluarganya.
Sayangnya, tidak semua bocah atau keluarga Aleppo seberuntung Bana dan Fatemah. Sebagian besar hanya ingin segera meninggalkan kota seluas kira-kira 190 kilometer persegi tersebut.
Mereka juga menurut saja hendak dibawa ke Idlib atau perbatasan Turki–Syria. Sebab, mereka terlalu sibuk bertahan hidup pada masa sekarang dan tidak yakin berjumpa dengan masa depan.
Karena itu, ketika kini mereka berkesempatan menyambut masa depan, sebagian besar justru bingung. Sebab, hidup pada masa depan bukanlah bagian dari rencana mereka. Aksi udara Syria dan Rusia telah sukses merenggut harapan mereka atas masa depan.
Saat aksi udara berakhir dan mereka masih hidup, warga tinggal menanti datangnya esok dan serangan berikutnya. Cepat atau lambat, kematian pasti datang.
Selain Bana, ratusan bocah Aleppo tiba di Idlib kemarin. Berjejal di dalam bus membuat anak-anak itu kelelahan. Mereka juga lapar dan kehausan karena tidak mendapatkan makanan dan minuman di perjalanan.
Namun, yang lebih menyedihkan ketimbang kondisi fisik yang payah adalah rasa trauma mereka.
’’Mereka memandang kami dengan tatapan seolah-olah kami berasal dari planet lain,’’ kata Ghanem Tayara.
SECARA bertahap, sekitar 25 ribu warga sudah dievakuasi meninggalkan Aleppo. Mereka menuju beberapa titik kamp pengungsian di Provinsi Idlib.
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi
- Bertemu Presiden Prabowo, Wakil Perdana Menteri Rusia Minta Dipermudah Hal Ini
- Indonesia dan Yordania Menyepakati 4 Perjanjian, Pendidikan Hingga Pertanian
- Ceritakan Persahabatan Puluhan Tahun dengan Prabowo, Raja Yordania: Tak Terlupakan