Anak-anak Keluarga Indonesia di Australia Harus Belajar Mandiri Sejak Kecil
Ketika keluarga Pattisahusiwa Azizah berlibur ke Indonesia, kedua putrinya pernah heran melihat sepupu mereka yang sebaya, tapi masih disuapi makan oleh orangtuanya.
"Kenapa dia masih disuapin? Kenapa kita tak punya pembantu seperti mereka?" kata Azizah mengutip pertanyaan putrinya kepada Farid Ibrahim dari ABC Indonesia.
Keheranan Shakeela (17 tahun) dan Syabeela (12 tahun), kedua putri Azizah, sering juga muncul di kalangan anak-anak keluarga diaspora Indonesia yang lahir dan besar di luar negeri.
Warga diaspora Indonesia memang harus mengasuh dan membesarkan anak-anaknya sendiri, tanpa bantuan keluarga atau sanak saudara, tak bisa juga mempekerjakan asisten rumah tangga yang bukan jadi kebiasaan warga di negara-negara barat.
"Saya membesarkan mereka cuma berdua dengan suami," jelas Azizah.
Sejak kapan anak-anak diajarkan mandiri?
Azizah sehari-harinya bekerja sebagai carer, atau perawat warga lanjut usia. Suaminya juga harus bekerja.
Karenanya, menjadi penting untuk menanamkan kemandirian pada kedua anaknya.
"Sebisa mungkin kami terapkan anak-anak bisa mandiri sedari mereka masuk kindy [Taman Kanak-kanak]," katanya.
Kapan anak-anak harus belajar mandiri? Keluarga asal Indonesia di Australia sudah mengajarkannya sejak kecil, karena orangtua harus membesarkannya sendiri tanpa bantuan saudara atau asisten rumah tangga
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter