Anak anak Merasakan Suhu 7 Kali Lebih Panas Dibanding Generasi Sebelumnya
Laporan tersebut menyerukan perlunya aksi dilakukan segera untuk melindungi hak-hak anak.
Secara global, anak-anak yang lahir pada 2020 akan menghadapi tujuh persen lebih banyak kebakaran hutan, 26 persen lebih banyak gagal panen.
Kemudian, 31 persen lebih banyak kekeringan, 30 persen lebih banyak banjir sungai dan 65 persen lebih banyak gelombang panas jika pemanasan global dihentikan pada 1,5 derajat Celsius.
Save the Children menekankan masih ada waktu untuk mengubah masa depan yang suram itu.
Jika kenaikan suhu dijaga hingga maksimum 1,5 derajat Celsius, beban antargenerasi pada bayi yang baru lahir berkurang 45 persen untuk gelombang panas.
Selain itu, 39 persen untuk kekeringan, 38 persen untuk banjir sungai, 28 persen untuk gagal panen, dan 10 persen untuk kebakaran hutan.
“Anak-anak di Indonesia akan menjadi salah satu yang terkena dampak terburuk dari krisis iklim ini. Tanpa tindakan yang segera, kita akan menyerahkan masa depan yang suram dan mematikan pada anak-anak," katanya.
Selina lebih lanjut mengatakan krisis iklim pada intinya juga krisis pada hak anak.
Anak-anak yang terlahir setahun terakhir merasakan suhu tujuh kali lebih panas dibanding generasi kakek-neneknya.
- Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- Ahli Gizi Ungkap Aturan Konsumsi Camilan, Penting Perhatikan GGL
- Asupan Gizi Cukup Cegah Anak Kurangi Risiko Working Memory Rendah
- Perbani: Kami Ingin Perbaiki Kondisi Fisik Anak-Anak yang Menderita Hernia Inguinalis
- Council of Gen Z jadi Ruang Bersuara Krisis Iklim ke Prabowo-Gibran