Anak-anak Migran Asal Indonesia Ikut Membentuk Wajah Australia di Masa Depan

Anak-anak Migran Asal Indonesia Ikut Membentuk Wajah Australia di Masa Depan
Galih Wigati Mosel (berdiri kanan) bersama keluarganya yang sekarang tinggal di Adelaide (Australia Selatan). (Foto: Supplied)

"Tinggal di Australia, kita tidak bisa kalau hanya berteman dengan orang Asia atau Muslim saja."

"Karena nanti setelah bekerja dan dalam kehidupan nyata, kita akan bertemu banyak orang, termasuk warga kulit putih Australia, dan nanti bisa-bisa kita tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan mereka."

Kevin mengatakan belajar di bidang seni lewat film adalah salah satu upayanya untuk mematahkan stereotip soal orang Asia di Australia.

"Belajar di bidang seni bukanlah sesuatu yang biasanya didukung oleh kebanyakan keluarga Asia di Australia," jelasnya kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

"Kebanyakan orangtua Asia ingin anaknya jadi dokter, kerja di bidang kesehatan, bisnis, hukum atau perdagangan.

"Tapi kita adalah generasi yang memiliki campuran berbagai minat ... kita sebenarnya lebih beragam dan kompleks dari yang orang kita."

Sebagai generasi masa depan Australia, Kevin merasa yang terpenting adalah tetap memegang prinsip dan nilai sesuai yang ia yakini.

"Meski warga Australia yang lain terlihat berbeda dari kita, punya budaya yang berbeda-beda, tapi kita tetap memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sama, misalnya soal moral."

Tanggal 26 Januari adalah hari libur nasional yang dikenal sebagai 'Australia Day' atau 'Hari Australia', sebuah hari yang paling kontroversial hingga saat ini

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News