Anak-anak Perempuan Rohingya Jadi Korban Perdagangan Manusia

Di suatu tempat di hutan rawa dan lahan sawah yang menjadi perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh, Tasmin yang berusia 13 tahun terpisah dari keluarganya dan ditangkap oleh pedagang manusia.
Pengungsi Rohingya remaja itu tidak pernah sampai di kamp pengungsian di mana seluruh keluarganya sekarang menetap.
Ayahnya, Ali Akbar, menghabiskan waktu selama berbulan-bulan mencoba mengetahui apa yang terjadi pada putrinya.
"Kami mengetahui bahwa seorang wanita membawanya ke Dhaka," kata Akbar kepada ABC.
Dengan tatap mata yang menyedihkan, dia percaya bahwa itu adalah seorang wanita dari komunitasnya sendiri yang memperdagangkan putrinya.
"Kami mendengar dari banyak sumber bahwa dia adalah seorang wanita Rohingya, bukan orang Bangladesh."
Tanpa diduga, putrinya menghubungi telepon genggamnya beberapa bulan kemudian dan membenarkan cerita itu.
Dia mengatakan kepada Akbar bahwa dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di ibukota Dhaka, dan dia tidak diijinkan meninggalkan rumah tempat dia bekerja.
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'