Anak-anak Perempuan Rohingya Jadi Korban Perdagangan Manusia
Di suatu tempat di hutan rawa dan lahan sawah yang menjadi perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh, Tasmin yang berusia 13 tahun terpisah dari keluarganya dan ditangkap oleh pedagang manusia.
Pengungsi Rohingya remaja itu tidak pernah sampai di kamp pengungsian di mana seluruh keluarganya sekarang menetap.
Ayahnya, Ali Akbar, menghabiskan waktu selama berbulan-bulan mencoba mengetahui apa yang terjadi pada putrinya.
"Kami mengetahui bahwa seorang wanita membawanya ke Dhaka," kata Akbar kepada ABC.
Dengan tatap mata yang menyedihkan, dia percaya bahwa itu adalah seorang wanita dari komunitasnya sendiri yang memperdagangkan putrinya.
"Kami mendengar dari banyak sumber bahwa dia adalah seorang wanita Rohingya, bukan orang Bangladesh."
Tanpa diduga, putrinya menghubungi telepon genggamnya beberapa bulan kemudian dan membenarkan cerita itu.
Dia mengatakan kepada Akbar bahwa dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di ibukota Dhaka, dan dia tidak diijinkan meninggalkan rumah tempat dia bekerja.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat