Anak Bangsa di Balik Peluncuran Roket Prestisius di Bumi Indonesia
Belajar di Negeri Orang, Khawatir Tak Boleh Pulang
Jumat, 20 Maret 2009 – 06:56 WIB
Sembari menjelaskan, doktor lulusan Ecole Centrale de Nantes, Prancis, itu menunjukkan buku catatan yang berisi gambar tentang rangkaian roket dan hitung-hitungan daya jangkaunya. Untuk menerbangkan satelit, kata dia, dibutuhkan roket yang mampu menjangkau ketinggian 300 kilometer dari permukaan bumi. Sebab, pada ketinggian itulah satelit bisa mengorbit.
"Yang sedang kami kembangkan adalah roket RX 320 dan RX 420. Gabungan roket itu kami beri nama RPX 420," kata Rika.
Meski belum bisa dilakukan di negeri sendiri, wanita kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 30 Januari 1967, itu mengakui bahwa pemerintah Indonesia sudah sering meluncurkan satelit. Tahun lalu, misalnya, pemerintah bekerja sama dengan Jerman meluncurkan satelit dengan nama Lapan-Tubsat. Yakni, kerja sama antara Lapan dengan Technische Universitat Berlin (Universitas Teknik Berlin).
Satelit Lapan-Tubsat itu berbentuk kotak berberat 57 kilogram dengan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter. Satelit itu bertugas memantau kabakaran hutan, banjir, dan gunung berapi di wilayah Indonesia.
Para anak bangsa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang membuat proyek prestisius: roket pengantar satelit (RPS). Sesuai namanya,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408